Rabu, 30 Januari 2013

Fashion Show Ahmad Zaki


Berbalut Cinta
Zaki Membawa kepribadian sang bunda yang lembut dalam koleksinya.*)



Lagu sendu terputar saat sesosok model berjalan dari balik panggung. Tak lama foto-foto wajah perempuan berumur terpampang di layar televisi panggung. Tangannya melambai dan diletakkan di samping pipi. Matanya begitu lembut. Senyuman manis terukir di bibirnya. Anggun sekali.

Pergelaran busana yang digelar Ikatan Perancang Busana Muslim (IPBM) lalu selintas sunyi. Bahkan ada penikmat busana yang menangis melihatnya. Lagu yang diputar dan busana yang diperagakan seolah menghanyutkan perasaan mereka.

Delapan koleksi busana Muslimah yang ditampilkan memang mengundang decak kagum. Padahal saat itu malam sudah larut. Tapi, penggemar setia perancang Ahmad Zaki tetap menunggu gelaran koleksinya ditampilkan.

Tak heran jika sambutan meriah dan hantaran bunga banyak diterimanya usai pergelaran. Karya Ahmad Zaki memang mengundang senyuman.

“Ibu saya menjadi inspirasi karya kali ini,” kata Ahmad Zaki. Bertajuk, ‘Everlasting Love Devotion’, busana yang dikemasnya menampilkan kelembutan seorang perempuan. Rancangannya merupakan bentuk kasih sayang sang perancang pada ibudanya. Pribadi sang ibu yang lembut namun tegas dituangkan Zaki dalam balutan busana yang terkesan mewah itu.

Warna-warna alam menjadi pilihan Zaki kali ini. Busananya memang terang benderang. Kesan elegan namun tak hilang melalui pilihan merah marun, hijau, hingga hitam. Pemilihan warna alam tentu saja untuk menempatkan busananya melaju ke tren 2013. Megahnya busana juga ditambahkan dengan aplikasi perca, logam, dan manik-manik.

Meski mewah, busana dikemas agar terlihat lebih sederhana. Paduan gaya hijab berbentuk turban yang eksentrik diaplikasikan. Sang desainer terinspirasi dari daerah asalnya Padang, Sumatera Barat. Para petani perempuan di sana mengenakan tutup kepala serupa kerudung turban. Baginya, mewah dan sederhana adalah dua hal yang patut bercampur.

Ciri khas karya terlihat pada permainan cutting.  Potongan seakan memperlihatkan busana yang sedikit tegas, seperti sifat ibunya yang lembut namun tegas. Permainan siluet  A Line juga dibalutkan. Melengkapi sisi feminim Kaum Hawa.

Mewah dan sederhana ditajamkan dengan material yang nyaman. Bahan sutera jenis satin, organdi, dan tafetta menjadi pilihan. Bahan sutera bukan tanpa sengaja dipilih. Kain ini mencerminkan kelembutan. Menambah rasa tenang pada tubuh perempuan saat memakainya.

Bagi Zaki, menggelar pergelaran busana sama dengan membuat sesuatu yang sesuai dengan keinginan hati. “Idealis namun tetap membuat konsumen nyaman,” lanjut desainer yang mempunyai galeri di Bandung ini. Meski terinspirasi sang Bunda, karyanya kali ini tetap menargetkan bisa diterima oleh perempuan dari usia produktif.

*) dikutip dari rubrik Leisure, Harian Umum Republika, Edisi Selasa 29 Januari 2013