Selasa, 12 Februari 2013

"Fashion and Art" IPBM


“FASHION & ART”
Persembahan 21 Designer Muslim Bandung



Ikatan Perancang Busana Muslim (IPBM) Jawa Barat menggelar Fashion Show bertajuk “Fashion and Art”. Acara ini digelar dalam rangka ulang tahun IPBM ke 16 ini menampilkan karya 21 desainer busana muslim Jawa Barat yang akan menjadi trens busana muslimah 2013.

Bertempat di Ballroom Trans Luxury Hotel Bandung, acara yang berlangsung pada 12 Desember 2012 berbeda dengan tahun sebelumnya. Mengacu pada trend warna dan desain busana muslim 2013, hampir seluruh desain menampilkan keindahan dan memiliki keistimewaan yang tidak biasa mulai dari warna, motif, detail, hingga desain.

Keselarasan yang seimbang paduan busana yang sederhana namun tetap elegan hadir memanjakan para pecinta fashion muslim yang hadir malam itu. Ketua umum IPBM, Iva Latifah mengatakan selain mengadakan fashion show, IPBM senantiasa melakukan pelatihan dan workshop bagi desainer-desainer muda untuk berkunjung ke berbagai pelosok daerah untuk mensosialisasikan desain busana muslim.

Masing-masing perancang lama menampilkan delapan busana wanita dan dua busana pria. Sedangkan untuk perancang baru menampilkan delapan busana wanita. “Jadi malam ini pun sekaligus juga akan ada semacam prosesi penerimaan anggota baru,” ujarnya kepada media. Acara yang juga dimeriahkan dengan suguhan musik dari Rumah Musik Harry Roesli dengan bintang tamu Rita Effendy ini diharapkan dapat menjadi moment awal bangkitnya tren busana muslim di Indonesia. Sesuai dengan yang dituturkan oleh perwakilan Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, yang mendukung acara tersebut.

“Kami sangat mengapresiasi langkah IPBM dalam inovasi merancang busana muslim. Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah yang mencanangkan Indonesia sebagai kiblat fesyen busana Muslim dunia pada tahun 2020,” terangnya saat memberikan sambutan. Selain itu, dirinya pun berpesan agar para desainer terus berkreasi untuk menciptakan busana muslim yang bisa dikenakan semua kalangan, termasuk kaum menengah ke bawah.
(Teks : Lediana)

(Dikutip dari Majalah "Trend Khasanah" volume 05/2013)
  

Rabu, 30 Januari 2013

Fashion Show Ahmad Zaki


Berbalut Cinta
Zaki Membawa kepribadian sang bunda yang lembut dalam koleksinya.*)



Lagu sendu terputar saat sesosok model berjalan dari balik panggung. Tak lama foto-foto wajah perempuan berumur terpampang di layar televisi panggung. Tangannya melambai dan diletakkan di samping pipi. Matanya begitu lembut. Senyuman manis terukir di bibirnya. Anggun sekali.

Pergelaran busana yang digelar Ikatan Perancang Busana Muslim (IPBM) lalu selintas sunyi. Bahkan ada penikmat busana yang menangis melihatnya. Lagu yang diputar dan busana yang diperagakan seolah menghanyutkan perasaan mereka.

Delapan koleksi busana Muslimah yang ditampilkan memang mengundang decak kagum. Padahal saat itu malam sudah larut. Tapi, penggemar setia perancang Ahmad Zaki tetap menunggu gelaran koleksinya ditampilkan.

Tak heran jika sambutan meriah dan hantaran bunga banyak diterimanya usai pergelaran. Karya Ahmad Zaki memang mengundang senyuman.

“Ibu saya menjadi inspirasi karya kali ini,” kata Ahmad Zaki. Bertajuk, ‘Everlasting Love Devotion’, busana yang dikemasnya menampilkan kelembutan seorang perempuan. Rancangannya merupakan bentuk kasih sayang sang perancang pada ibudanya. Pribadi sang ibu yang lembut namun tegas dituangkan Zaki dalam balutan busana yang terkesan mewah itu.

Warna-warna alam menjadi pilihan Zaki kali ini. Busananya memang terang benderang. Kesan elegan namun tak hilang melalui pilihan merah marun, hijau, hingga hitam. Pemilihan warna alam tentu saja untuk menempatkan busananya melaju ke tren 2013. Megahnya busana juga ditambahkan dengan aplikasi perca, logam, dan manik-manik.

Meski mewah, busana dikemas agar terlihat lebih sederhana. Paduan gaya hijab berbentuk turban yang eksentrik diaplikasikan. Sang desainer terinspirasi dari daerah asalnya Padang, Sumatera Barat. Para petani perempuan di sana mengenakan tutup kepala serupa kerudung turban. Baginya, mewah dan sederhana adalah dua hal yang patut bercampur.

Ciri khas karya terlihat pada permainan cutting.  Potongan seakan memperlihatkan busana yang sedikit tegas, seperti sifat ibunya yang lembut namun tegas. Permainan siluet  A Line juga dibalutkan. Melengkapi sisi feminim Kaum Hawa.

Mewah dan sederhana ditajamkan dengan material yang nyaman. Bahan sutera jenis satin, organdi, dan tafetta menjadi pilihan. Bahan sutera bukan tanpa sengaja dipilih. Kain ini mencerminkan kelembutan. Menambah rasa tenang pada tubuh perempuan saat memakainya.

Bagi Zaki, menggelar pergelaran busana sama dengan membuat sesuatu yang sesuai dengan keinginan hati. “Idealis namun tetap membuat konsumen nyaman,” lanjut desainer yang mempunyai galeri di Bandung ini. Meski terinspirasi sang Bunda, karyanya kali ini tetap menargetkan bisa diterima oleh perempuan dari usia produktif.

*) dikutip dari rubrik Leisure, Harian Umum Republika, Edisi Selasa 29 Januari 2013 

Sabtu, 17 Desember 2011

Para Desainer IPBM yang Terkenal Di Jawa Barat

Ingin lebih mengenal para desainer terkenal IPBM? 

Apa itu IPBM? IPBM adalah Ikatan Perancang  Busana Muslim yang berdomisili di Bandung, Jawa Barat. IPBM itu sendiri sudah ada sejak 15 tahun yang lalu yang didirikan oleh Iva Lativah, Ernie Kosasih dan Herman Nuary yang kemudian anggota nya pun bertambah semakin banyak antara lain Ahmad Zaki, Eriyani Jusuf, Fenny Sofia, Hennie Noer, Metta Fauzan, Ning Zulkarnain, Nina A’zura, Retty Selya, Yanna, Milana Qee dan Zareena.

Mereka adalah para desainer yang sudah cukup lama berpengalaman dalam bidang Fashion khususnya dalam Busana Muslim. Malah sebagian dari mereka sudah memiliki butik sendiri yang tersebar di daerah jawa barat dan sekitar.

Dalam kegiatan nya IPBM sudah meramaikan industri fashion, antara lain mengadakan fashion show diberbagai Negara seperti Malaysia dan Singapore serta berkerjasama dengan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Deskranasda) Provinsi  Jawa Barat.

Bagi para konsumen yang tidak ingin repot dan tidak ingin susah mencari busana muslim hasil rancangan para desainer terkenal terpisah di berbagai tempat dan jauh, kini telah hadir “A to Z Boutique” yang memberikan kemudahan dalam berbelanja busana muslim dimana “A to Z Boutique” tempat berkumpulnya para desainer busana muslim dalam satu tempat yang berlokasi di jalan Salendro Utara no. 17 Bandung.

“A to Z Boutique” juga merupakan salah satu butik yang dimiliki oleh anggota IPBM yaitu Hj Zareena Servia, Beliau juga adalah desainer ALISHA. Dan yang mengembirakan “A to Z Boutique” berdekatan dengan ALISHA Fancy Shop, sehingga para pelanggan bisa mampir untuk melihat keunikan kerudung, scarf, pashmina dan masih banyak koleksi dari ALISHA Fancy Shop.


 
Bagi Anda yang selalu mengikuti perkembangan mode busana muslim, tak ada salahnya menjadikan busana-busana rancangan anggota IPBM Jawa Barat ini sebagai panduan untuk bergaya di tahun 2012.


Kamis, 15 Desember 2011

FASHION SHOW IPBM Di HOTEL HILTON BANDUNG

Mewah & Elegan
Seiring pergerakan trend fashion yang selalu berubah setiap tahunnya, termasuk busana Muslim, Ikatan Perancang Busana Muslim (IPBM) Jawa Barat bekerjasama dengan Dekranasda Provinsi Jawa Barat menggelar trend fashion Indonesia tahun 2011. Ajang tahun ini sekaligus memperingati milad ke-15 IPBM dan Launching nya A to Z Boutique yang berlangsung di Hotel Hilton Bandung, Senin (5/12). Mengambil tema “Freedom of Expression”, tahun ini 14 perancang dari 30 anggota perancang IPBM mengangkat kreasinya dengan prima, penuh warna, mewah dan elegan.

Perancang Ahmad Zaki membidik subtema “Desire” dengan memanfaatkan bahan-bahan satin silk, katun, silk, denim, linen, dan sarung. Ia membangun dalam satu kesatuan color bold yang menawan dengan garis siluet A Line dan I Line.

Berbeda dengan Erine Kosasih, tahun ini mengangkat tema “Under The Mood”. Dia menciptakan karya dalam padu-padan warna dan model yang eksklusif. Kolaborasi motif Dayak asal Kaltim memberikan aksentuasi yang eksotis pada bahan tenun sutra serat nanas Kaltim dan memanfaatkan viscose polos dan abstrak di atas warna-warna abu-abu, tosca, kuning kunyit dan hijau daun serta krem.

Zareena muncul dengan deskripsi “Aculturation” yang menawan. Sebagai pendatang di IPBM, ia sudah berani menerapkan teknik menjahit dengan bordir, kristal, renda-renda serta terapan batu-batu, hiasan buatan tangan sehingga kain yang dijahit seperti tersambung satu sama lain. Semburat bahan-bahan satin sutra, sifon sutra, serta  jersey memperindah tampilan.

Tengok ekspresi yang dimunculkan Meeta Fauzan. Dia bermain-main dengan warna-warna ornamen  bangunan dari Fatih-Istambul Turki, tetapi ia bangun dalam sentuhan kekinian yang lebih simpel dan elegan. Ekspresi itu tertuang dalam bahan taffeta, tile, thai silk, dan sifon untuk tema “The Beauty of Fatih”.

Milana Qee membidik tema “Queen of Red” dalam paduan Cina dan Jawa yang memberikan kesan lembut tetapi berani. Milana banyak mengunakan warna merah yang simpel di atas bahan satin, jasmine, sifon serta songket.

Nina A’zura membidik tema “Tehnotica”. A’zura terinspirasi dalam pola dan motif geometik pada bahan-bahan tradisonal. Ia kemudian memunculkan aksi gabungan antara pola, tekstur kain dengan bahan bermotif yang tetap tak lari dari gaya etnik yang menawan pada warna-warna 2012 yang cenderung akan memunculkan hijau botol, cokelat, abu-abu, hitam, biru, dan lemon, serta merah.***

Teks: Ratna Djuwita/”PR” 

Senin, 12 Desember 2011

Artis-Artis Berburu Busana Muslim ke Bandung

Busana Muslim IPBM Jabar Banyak Disalurkan ke AtoZ Boutique dan Alisha Fancy Shop.
Mau cari baju muslim yang keren-keren dan berkelas? Ya, ke Bandung saja? Ada butik terkenal di Bandung yang selalu menampilkan busana muslim terbaru. Harganya terjangkau, kualitasnya ok banget. "Makanya, kalau ke Bandung, saya selalu menyempatkan diri ke Galeri Iva Latifah. Di galeri itulah saya bisa mendapatkan busana muslim dari bahan sutra yang saya sukai," tutur penyanyi senior Titiek Puspa.
Pengakuan serupa juga diungkapkan lin Parlina, penyanyi cantik kelompok Bimbo. "Kalau Bandung, memang udah lama dikenal sebagai pusat busana muslim di Indonesia. Makanya, artis pun sering berburu busana muslim tiap ke Bandung," ujar lin Parlina ketika dijumpai di Pondok Indah Mall, Jakarta, kemarin.
Dan, busana muslim yang banyak beredar di butik yang ada di Bandung umumnya memang hasil kreativitas para anggota Ikatan Perancang Busana Muslim (IPBM) Jawa Barat. Nuri Maulida, salah seorang bintang sinetron dari Bandung yang kini melebarkan sayap kariemya dengan kemampuan vokalnya di dunia menyanyi, mengakui bahwa busana muslim karya para anggota IPBM Jabar bagus-bagus. "Kalau mau cari busana muslim yang mengandalkan kualitas, ya carinya di butik para anggota IPBM. Tapi, kalau mau cari busana muslim biasa, cari saja di Pasar Baru Bandung. Harganya memang relatif murah. Orang Malaysia kalau ke Bandung borong baju muslim di Pasar Baru," ujar Nuri Maulida.
Di butik busana muslim milik Nuri Maulida, di Bandung dan Jakarta, juga tersimpan beberapa busana muslim produk anggota IPBM Jabar. Harganya memang beda dengan busana muslim kebanyakan yang dijual di Pasar Baru, Bandung. "Soalnya, busana muslim karya anggota IPBM Jabar memang menjual kualitas dan selera tinggi pemakainya," ujar Nuri yang juga mengoleksi busana muslim karya Iva Latifah, salah seorang desainer kondang busana muslim yang juga memimpin IPBM Jabar.
Dan, Senin, 5 Desember lalu, IPBM Jabar memperingati hari ulang tahunnya yang ke-15. Berkaitan dengan ultahnya itu, IPBM Jabar memilih Hotel Hilton, Bandung, sebagai lokasi fashion showbusana muslim produksi terbaru karya anggota IPBM Jabar.
Ketika berbincang dengan wartawan di Bandung, Senin lalu, Iva Latifah dan beberapa pengurus IPBM Jabar lainnya, seperti Herman Nuary, Zareena, dan Fenny Sofia, mengaku bangga busana muslim karya IPBM Jabar makin disukai wanita muslim. "Bukan bermaksud melebih-lebihkan, tapi ini faktanya, busana muslim buatan kami tidak saja disukai wanita muslim dari berbagai kota di Tanah Air, tetapi juga di negara-negara ASEAN, Timur Tengah, Eropa, dan Amerika Serikat. Bahkan, tidak sedikit busana muslim karya anggota IPBM Jabar dijiplak di Malaysia," ujar Iva
Latifah yang juga menambahkan bahwa belakangan ini, busana muslim produk para anggota IPBM Jabar banyak disalurkan ke butik IPBM Jabar, yakni AtoZ Boutique dan Alisha Fancy Shop.
Melalui kedua butik itulah, lin Parlina mengaku sangat terbantu jika kesulitan mencari busana muslim menjelang konser bernapaskan Islam. Nuri Maulida juga mengaku begitu. Tak mengherankan jika berakting di sinetron bernapaskan religi. Nuri Maulida kerap dipuji karena selalu mengenakan busana muslim berkualitas tinggi.
Lalu, apa kunci pesona busana muslim buatan para anggota IPBM Jawa Barat? Ditanya begitu, Netty Prasetiyani Heryawan, yang juga istri Gubernur Jawa Barat, menu-turkan, keunggulan busana muslim karya para anggota IPBM Jabar antara lain terletak pada kejelian memadukan warna kain, motif, dan kombinasi bahan yang dilakukan para desainemya.
Selain itu, kerapian proses kerjanya juga dijamin, sehingga menghasilkan busana yang tidak saja enak dipakai, tetapi juga menimbulkan rasa percaya diri terhadap siapa saja pemakainya. "Saya merasakan sendiri semua itu karena telah memakai beberapa model busana muslim buatan anggota IPBM Jabar," ujar Netry.
Karena kualitas produknya yang selalu dipuji banyak wanita muslim, maka IPBM Jabar sering menjadikompetitor lembaga serupa yang ada di Jakarta. Sering terjadi IPBM Pusat-juga ikatan perancang busana muslim lainnya-saat menggelar fashion show berskala internasional, tidak mengundang IPBM Jabar. Akibatnya, sering para anggota IPBM Jabar merasa dikucilkan.
Namun, semua itu, seperti diutarakan Herman Nuary, Koordinator Humas IPBM Jabar, tidak menjadi halangan IPBM Jabar untuk meningkatkan terus soliditas para anggota dan semangat kerja agar makin maju.
"IPBM Jabar, kan, berusaha terus maju, juga akan mendirikan sekolah perancang busana muslim. Semoga cita-cita itu segera terwujud," tutur Iva Latifah kemudian. (Ami)


(Dilansir dari http://bataviase.co.id/node/899114 )

Minggu, 11 Desember 2011

Ikatan Perancang Busana Muslim (IPBM) Jawa Barat



Ikatan Perancang Busana Muslim (IPBM) Jawa Barat

Ikatan Perancang Busana Muslim (IPBM) berdiri tepat pada tanggal 5 Desember 1994 yang didirikan oleh Iva Latifah, Ernie Kosasih dan Herman Nuary. Beberapa tahun kemudian bergabunglah para desainer dari bandung yaitu Ahmad Zaki, Eriyani Jusuf, Fenny Sofia, Hennie Noer, Metta Fauzan, Ning Zulkarnain, Nina A’zura, Retty Selya, Yanna, Milana Qee dan Zareena.

Adapun Kegiatan-kegiatan IPBM dalam meramaikan industri fashion, salah satu nya : 
  • Mengadakan Milad
  •  Mengadakan Fashion Di berbagai Negara, seperti Malaysia, Singapore.
  •  Mengadakan Pameran dan Bazar
  • Membantu acara ibu-ibu pengajian
  • Membantu acara di pemerintahan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Jawa Barat.
  • DLL.
Selama lima belas tahun kiprahnya, IPBM telah berhasil mengaktualisasikan kepekaannya terhadap kondisi budaya berpakaian dan kondisi sosial penduduk di Indonesia yang mayoritas bearagama islam, dengan tidak hanya memandang sebagai sebuah peluang emas usaha, melainkan juga dilandasi oleh visi dan misi untuk berdakwah dan berkarya, serta bertujuan untuk memasyarakatkan dan menjadikan busana muslim Indonesia sebagai pusat busana muslim dunia.

Hal ini tentu saja sangat tepat, karena busana muslim tidak hanya berfungsi sebagai penutup tubuh sebagaimana fungsi produk-produk fashion lainnya, melainkan juga sebagai bagian dari identitas diri seorang muslim yang bertaqwa kepada Allah SWT. Dengan kata lain, IPBM hadri sebagai wadah dan gerakan para perancang buasana untuk berkarya sekaligus menjembatani kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap busana muslim yang memiliki nilai spiritual, estetika, fungsional dan ekonomi.

Adapun Susunan Pengurus IPBM Jawa barat sebagai berikut :
Penasihat                : Hj. Netty Heryawan
                              : Ernie Kosasih
Pembina                 : K.H Dr. Miftah Farid
Ketua                     : Iva Lativah
Wakil Ketua           : Dodos Aryanti
Sekertaris               : Tuty Kautsar
Bendahara              : Ernie Kosasih
                              : Meeta Fauzan
Koordinator umum : Toera Imara
Humas                    : Herman Nuary
Anggota                  :
·         Ani Medina
·         Betty Achyar
·         Nuniek Mawardi
·         Ning Zulkarnain
·         Dwi Endang Lestari
·         Hennie Noeraeni
·         Yanna Diah Kusumawati
·         Firna Hasya
·         Fenny Sofia
·         Nina A’Zura
·         Ahmad Zaki
·         Eriyani Yusuf
·         Rettyselya
·         Milana Qee
·         Zareena 

About AtoZ Boutique

 About A to Z Boutique


Fashion sebagai sub sektor industry kreatif merupakan salah satu unggulan sektor industry kreatif internasional. Dan yang membanggakan bagi warga Jawa Barat, bahwa Jawa Barat merupakan salah satu pusat industri fashion di Indonesia, dengan kontribusi yang cukup besar terhadap produk fashion nasional, sehingga jawa barat dikenal sebagai trend setter industri  fashion nasional.

Selain karena didukung oleh tersedianya sentra-sentra industri fashion yang tersebar di Jawa Barat, lembaga-lembaga pendidikan, penelitian dan pengembangan industry fashion, tenaga kerja terampil, serta peluang pasar yang cukup besar, tingginya kapasitas produksi fashion di jawa barat juga ditentukan oleh eksistensi para perancang busana yang mampu menciptakan karya kreatif, inovatif dan inspiratif di bidang fashion.

“A to Z Boutique” diciptakan untuk para perancang busana, para relasi, dan para pengusaha, sekaligus menghasilakn feedback positif dari para pencinta asosiasi, pengamat, dan masyarakat konsumen untuk perkembangan busana muslim di Indonesia, khususnya di Jawa Barat.

Dimana “A to Z Boutique” merupakan satu-satunya tempat Boutique muslim exclusive dengan konsep “one stop pleasure shopping” yang menyediakan busana-busana muslim dari perancang-perancang terkenal, dengan komitmen menyediakan kebutuhan semua produk busana muslim yang berkualitas dalam satu tempat serta memberikan pelayanan yang terbaik.

“A to Z Boutique” terletak di Jl. Salendro Utara No. 17 Bandung. sebuah lokasi strategis karena berdekatan dengan pusat kota, area perbelanjaan terkenal di kota Bandung, Bandung Super Mall (BSM), Trans Studio Bandung, Dll. serta akses jalan yang mudah dilalui baik kendaraan pribadi dan kendaraan umum. Konsep bangunannya pun adalah minimalist modern dengan interior minimalist classic yang membuat suasana berbelanja yang hommy, exclusive dan nyaman sehingga masyarakat luas yang berbelanja di “A to Z Boutique” mengingat kesan kota Bandung merupakan Kota Wisata Belanja dan Kota Fashion, Oleh karena itu peranan “A to Z Boutique” sangatlah penting bagi industri fashion.

Dengan kata lain “A to Z Boutique” adalah wadah tempat berkumpulnya para disainer busana muslim di satu tempat untuk memberi kemudahan kepada semua pelanggan pemakai busana muslim agar mereka tidak repot dan tidak susah mencari busana muslim terpisah di satu-satu tempat  para designers yang terbagi dan jauh, oleh karena itu Zareena selaku owner A to Z dan disainer Alisha membuka satu tempat yang di beri nama “A to Z Boutique”   yang juga arah nya menuju ke Alisha, saling mendukung Alisha Fancy Shop.